Penalaran deduktif
memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang
spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang
mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu
kesimpulan umum.
Penalaran Deduktif adalah
proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses
penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara
deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus
atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut
dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh Penalaran Deduktif :
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum)
dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan
imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif
sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Macam-macam penalaran deduktif
diantaranya :
1.
Silogisme
Silogisme adalah suatu
proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa
silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan. Terdapat 3 macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme
hipotesis dan silogisme alternatif .
a. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial
disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis
yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan
premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Silogisme kategorial
terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
a. Premis umum : Premis Mayor (My)
b. Premis khusus : Premis Minor (Mn)
c. Premis simpulan : Premis Kesimpulan
(K)
Dalam simpulan terdapat
subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan
disebut term minor.
Contoh :
Semua Tanaman membutuhkan air (premis
mayor)
……………….M……………..P
Akasia adalah Tanaman (premis minor)
….S……………………..M
Akasia membutuhkan air (konklusi)
….S……………..P
(S = Subjek, P = Predikat, dan M =
Middle term)
b. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri
atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional
hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, kesimpulannya
membenarkan konsekuen.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetis :
1. Silogisme hipotetis yang premis minornya
mengakui bagian antecedent, seperti:
“Jika hujan, saya naik becak.”
Sekarang hujan. Jadi saya
naik becak.
2. Silogisme hipotetis yang premis minornya
mengakui bagiar konsekuennya, seperti:
“Bila hujan, bumi akan basah.”
Sekarang bumi telah
basah. Jadi hujan telah turun.
3.
Silogisme hipotetis
yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:
“Jika politik pemerintah dilaksanakan
dengan paksa, maka kegelisahan
akan
timbul.”
Politik
pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa,
Jadi kegelisahan tidak
akan timbul.
4.
Silogisme hipotetis
yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:
“Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak
penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak gelisah.”
Jadi mahasiswa
tidak turun ke jalanan.
c. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri
atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila
premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak
alternatif yang lain.
2.
Entimen
Entimen adalah penalaran
deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya
dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Premis mayor (MY) : manusia mahluk rasional
Premis minor (MN) : kucing bukan manusia
Kesimpulan (K) : kucing tidak rasional
NAMA : MA’RUF NANDA WIJAYA
NPM : 24210247
KELAS : 3 EB 23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar