Selasa, 27 November 2012

PENALARAN INDUKTIF

Suatu penalaran dari pengetahuan tentang kejadian atau peristiwa - peristiwa dan hal-hal yang lebih kongkrit dan khusus untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum. Dalam penalaran induktif terdapat istilah generalisasi, hipotesa, teori, analogi induktif, dan hubungan klausal.

1.       Generalisasi
Generalisasi adalah sebuah penalaran untuk mengelompokan suatu hal yang memiliki kesamaan menuju kesimpulan yang umum. Contoh dari generalisasi adalah : 

kambing adalah hewan pemakan rumput 
kuda adalah hewan pemakan rumput
sapi adalah hewan pemakan rumput.
Generalisasi : semua hewan berkaki empat adalah hewan pemakan rumput

Adapun generalisasi dibagi menjadi dua, yaitu :
a.       Generalisasi tidak sempurna / loncatan induktif
fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
b.      Generalisasi sempurna / tanpa loncatan induktif
fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan

2.       Hipotesa
Hipotesa adlaah kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta lebih lanjut.

3.       Teori
Teori adalah azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena yang ada. 

4.       Analogi Induktif
Analogi Induktif adalah emikiran yang mengelompokan suatu kesamaan lalu kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Tujuanya adalah untuk meramalkan kesamaan, menyingkapkan kekeliruan, menyusun sebuah klasifikasi.

5.       Hubungan Kausal
Hubungan Kausal adalah suatu hubungan yang dapat berlangsung dalam tiga pola:
a.       Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek
b.      Akibat ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah
menimbulkan akibat
c.       Akibat ke akibat
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.


Nama : Ma'ruf Nanda Wijaya
Kelas : 3 EB23
NPM : 24210247


Selasa, 13 November 2012

PERTANYAAN TENTANG PENALARAN DEDUKTIF


1.      Apa yang dimaksud dengan penalaran deduktif?
2.      Sebutkan bagian-bagian yang ada pada penalaran deduktif?
3.      Apa yang dimaksud dengan silogisme?
4.      Silogisme terbagi menjadi 3, sebutkan !
5.      Apa yang dimaksud dengan:
a.      Premis umum
b.      Premis khusus
c.       Premis simpulan
6.      Berikan contoh dari silogisme kategorial !
7.      Apa yang dimaksud dengan silogisme hipotesis?
8.      Sebutkan tipe – tipe silogisme hipotesis?
9.      Apa yang dimaksud dengan entimen?
10.  Sebutkan contoh dari entimen !

Senin, 05 November 2012

PENALARAN DEDUKTIF


Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.

Contoh Penalaran Deduktif :
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
1.      Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan. Terdapat 3 macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis dan silogisme alternatif .
a.      Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
a.      Premis umum : Premis Mayor (My)
b.      Premis khusus : Premis Minor (Mn)
c.       Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh :
Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor)
……………….M……………..P
Akasia adalah Tanaman (premis minor)
….S……………………..M
Akasia membutuhkan air (konklusi)
….S……………..P
(S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)


b.      Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, kesimpulannya membenarkan konsekuen.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetis :
1.      Silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
“Jika hujan, saya naik becak.”
Sekarang hujan. Jadi saya naik becak.
2.      Silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti:
“Bila hujan, bumi akan basah.”
Sekarang bumi telah basah. Jadi hujan telah turun.
3.      Silogisme hipotetis yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:
“Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan
timbul.”
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa, Jadi kegelisahan tidak
akan timbul.
4.      Silogisme hipotetis yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:
“Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak gelisah.”
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.

c.       Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

2.      Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Premis mayor (MY) : manusia mahluk rasional
Premis minor (MN) : kucing bukan manusia
Kesimpulan (K) : kucing tidak rasional


NAMA : MA’RUF NANDA WIJAYA
NPM    : 24210247
KELAS  : 3 EB 23